Jumat, 05 Desember 2008

Sasaran dan penerapan scada

SASARAN DAN PENERAPAN SCADA
Ir.Sampurno SP.MT(*), Ir.Wahyudi S.N. MT(*)
(*) Staf Pengajar pada STT-YPLN
Abstrak
SCADA akan dimanfaatkan secara intensif di berbagai bidang, tidak saja dibidang ketenagalistrikan tetapi juga dibidang perkereta-apian, lalulintas, pengaturan aliran gas dan BBM dengan menggunakan pipa, proses produksi dalam pabrik dan lain sebagainya.
Pada sistem tenaga listrik, SCADA dapat digunakan pada sistem pembangkit, transmisi maupun pada sistem distribusi. Penggunaan SCADA di Indonesia telah dimulai pada awal tahun 1980 yaitu digunakan pada sistem tenaga listrik PLN, baik pada sistem pembangkit dan transmisi, maupun pada sistem distribusi. Dengan menggabungkan SCADA dengan perangkat lunak aplikasi lainnya, maka sistem SCADA / aplikasi lainnya dapat digunakan untuk berbagai tujuan yang luas seperti: load flow study, short circuit analysis study, forecasting, economic dispatching, customer service dan lain – lain.

I. FUNGSI – FUNGSI UTAMA SCADA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
Fungsi – fungsi utama SCADA adalah :
1. Akuisisi data / informasi :
Yaitu proses penerimaan / pengumpulan data dari berbagai peralatan dilapangan, data / informasi dapat berupa :
a. status indikasi, seperti posisi Circuit Breaker (CB) atau Disconnecting Switch (DS).
b. Besaran – besaran pengukuran, seperti daya reaktif, suhu, posisi tap trafo,
c. Besaran energi.
d. Dll.

2. Pemrosesan data / informasi.
Yaitu proses perhitungan , analisa data/informasi yang didapat dari hasil pengumpulan data. Hasil dari pemrosesan data / informasi, bisa ditampilkan dalam bentuk :
- Laporan.
- grafik /kurva.
- hasil perhitungan.
3. Supervisory Control.
Yaitu fungsi pengendalian jarak jauh suatu peralatan Sistem Tenaga Listrik, misalnya mengoperasikan CB atau DS. Untuk manipulasi beban (manuver jaringan) atau untuk pekerjaan pemeliharaan di Gardu – Gardu Induk, dan lain – lainnya.
4. Fungsi Tagging.
Yaitu fungsi peletakan informasi (penandaan) pada peralatan tertentu, misalnya CB/DS yang tidak boleh dioperasikan (ditutup) karena adanya pekerjaan pemeliharaan, dll.
5. Pemrosesan Alarm atau Event
Fungsi ini untuk memberikan informasi pada operator jika ada kejadian atau perubahan pada sistem tenaga listrik.
6. Post Mortem Review
Yaitu fungsi menganalisa akibat adanya gangguan sistem, serta mengembalikan ke kondisi normal.

II. TUJUAN PENGGUNAAN SCADA
Dengan kemampuan berbagai fungsi tersebut diatas SCADA dapat digunakan untuk berbagai tujuan :
A. Membantu melaksanakan operasi Sistem Tenaga Listrik.
B. Membantu pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan Sistim Tenaga Listrik.
Seminar Kelistrikan HME – FT Universitas Muhammadiyah Jakarta Sasaran dan penerapan scada
C. Dapat membantu pelaksanaan pekerjaan administrasi, seperti pelaporan perhitungan besar pembayaran pembelian energi dari suatu PPA (Power Purchase Agreement), dll .
D. Dengan menggabungkan SCADA dengan perangkat lunak aplikasi lain, dapat melaksanakan sistem manajemen energi (Energy Management System). SCADA akan menberikan data–data, informasi, sebagai data base perangkat lunak aplikasi EMS (Energy Management System). Sistem ini dapat memberikan output berupa:
• Analisa studi aliran beban (Load Flow Study) sistem tenaga listrik.
• Analisa hubung singkat.
• Secure Economic Dispatch, yaitu least cost operation dari semua unit pembangkit dalam sistem tenaga listrik.
• Bus Load Forecast.
Program ini menghitung harga–harga daya aktif dan daya reaktif tiap bus.
• Reactive Optimal Power Flow
Perangkat lunak untuk memulihkan tegangan nominal sistem, yaitu melalui pengaturan daya reaktif dari unit–unit pembangkit shunt reactor, tapping trafo.
• Contingency Analysis.
• Dll.
E. Dengan menggabungkan SCADA dengan perangkat lunak aplikasi lain DMS (Distribution Management System) dapat melaksanakan fungsi atau tujuan sebagai berikut :
• Monitoring
Pemantauan atau pengawasan semua perangkat pada jaringan tegangan menengah (JTM) dan jaringan tegangan rendah (JTR).
• Pengendalian jarak jauh, perangkat–perangkat sistem distribusi.
• Penempatan kapasitor secara optimum

Untuk keperluan perbaikan tegangan sistem distribusi dan reduksi susut jaringan sering diperlukan suatu pemasangan kapasitor pada jaringan distribusi. Untuk keperluan optimasinya diperlukan analisa jumlah, besaran dan lokasi penempatan kapasitor yang tepat pada jaringan untuk mendapatkan peta tegangan yang diinginkan dan susut jaringan yang minimal.
• Load Flow Study dari sistem distribusi.
• Deteksi Looping, karena adanya pekerjaan manuver jaringan (manipulasi beban).
• Fault Detection Isolation
Untuk mendeteksi secara otomatis adanya gangguan pada sistem distribusi dan dapat melokalisasi gangguan secara cepat.
F. Dengan bantuan perangkat aplikasi lainnya, maka sistem gabungan ini dapat digunakan melaksanakan fungsi Costumer Service (pelayanan pelanggan), antara lain :
• Pembacaan meter otomatis untuk pelanggan– pelanggan besar seperti KWH, KVARH, KVAmax, dll.
• Pemantauan kurva beban pelanggan besar.
• Pelayanan administrasi Pelanggan.
• Pelayanan Penyambungan / Pemutusan sambungan pelanggan besar.
• Custailment (pengurangan beban, sesuai dengan perjanjian penyambungan tenaga listrik).
• Permintaan pengurangan pemakaian.
• Deteksi pemadaman.
• Pengendalian beban pelanggan besar sesuai perjanjian jual – beli tenaga listrik.
• Dll.

III. PENGEMBANGAN SCADA
1. SCADA skala kecil (misal untuk ranting, listrik desa, dinas gangguan), pengoperasian jarak jauh beberapa pole top switch secara jarak jauh.
2. Pembacaan meter pelanggan jarak jauh.
3. SCADA untuk DSM (Demand Side Management).
4. Merubah pencatatan KWH berdasarkan perubahan harga yang telah disepakati terlebih dahulu.
5. Melepas beban pelanggan berdasarkan kesepakatan bila sistem kurang pembangkitan.
6. Pengamatan kurva beban harian.
7. Application program untuk :
a. Perhitungan engineering : Perhitungan dan pengamatan susut tegangan dan susut jaringan.
b. Pembuatan SPK (Work Order) yang menggunakan perangkat lunak Project Management atau Penjadwalan.
c. Perhitungan hubung singkat.
d. Pelayanan pelanggan secara otomatis.
IV. PENGARUH SISTEM JARINGAN PADA PERANAN SCADA DALAM RANGKA MENINGKATKAN MUTU PASOKAN LISTRIK
Pada saat perkembangan SCADA belum secanggih sekarang ada pemikiran agar untuk mempermudah manuver jaringan dipilih sistem jaringan yang sederhana, contoh sistem spindel. Bila diadakan modifikasi, maka konsultan SCADA akan menentang dengan mengatakan bahwa modifikasi tersebut akan menyebabkan sistem spindel tersebut akan menjadi sistem bakmi dan mempersulit SCADA. Dengan kecanggihan SCADA kesulitan manuver dapat diatasi. Contoh adalah UPJ (Unit Pelayanan Jaringan) di Jepang dimana sistem jaringan distribusi adalah 6kV overhead mesh normally open system, sasaran dan tugas SCADA dapat dicapai dengan baik, bahkan beberapa lokasi dicampur dengan spot network system.

Kesimpulan:
1. sistem Scada untuk masa-masa yang akan datang sangat baik untuk kontrol di bidang kelistrik per keretaapian, perminyakan.
2. Dengan mempergunakan sistem scada penyelesaian permasahan akibat adanya gangguan atau posisi perkeretaapian dapat diketahui dengan pasti.
3. Pengukuran energi listrik yang mempergunakan sistem scada lebih akurasi dibandingkan dengan sistem manual
Seminar Kelistrikan HME – FT Universitas Muhammadiyah Jakarta

Tidak ada komentar: